Setelah keributan dari mahasiswa, Universitas memberlakukan istirahat akademik dua hari dari tanggal 20 hingga 21 September.
Rekomendasi Swab Test Jakarta
“Hari-hari ini dipilih dengan memperhatikan kebutuhan pemangku kepentingan dan institusi yang sama,” Pdt. Fr. Louie R. Coronel O.P. berkata dalam sebuah surat.
“Meskipun sangat singkat, kami berharap jeda akademik seperti itu dapat menjadi momen yang penuh rahmat untuk bernafas, memulihkan diri, dan memenuhi kebutuhan kesehatan dan pribadi kami, dan keluarga kami,” tambahnya.
Pada 9 September, Dewan Mahasiswa Pusat UST (UST-CSC) mengajukan petisi kepada administrasi Universitas untuk menerapkan “kemudahan akademik” karena lonjakan kasus COVID 19 di negara ini dan hal-hal terkait kemahasiswaan lainnya.
Untuk meringankan beban, mereka merekomendasikan “mengurangi jumlah aktivitas,… kelas sinkron yang lebih rendah, dan kebijakan apa pun yang serupa dengan yang disebutkan di atas.”
Petisi tersebut juga menyatakan “persentase mengkhawatirkan” siswa yang mengalami masalah kesehatan mental.
“Dalam survei siswa yang dilakukan dan seperti yang disebutkan di awal, hasilnya menunjukkan bahwa 78,3% siswa yang menjawab mengidentifikasi status kesehatan mental mereka saat ini pada kisaran 1-3, pada skala 5, dengan 1 dikategorikan buruk, lima sebagai sangat baik, “kata petisi.
Pekerjaan dan kelas akan dihentikan selama istirahat akademik.
Hampir tidak cukup
Meski sudah dilaksanakan istirahat, mahasiswa mengatakan bahwa Universitas hampir tidak mengungkapkan kebutuhan Thomasian.
Mereka mengatakan bahwa istirahat dua hari adalah solusi “perban” dan hanya dapat digunakan untuk memenuhi persyaratan akademik, tetapi tidak mengurangi beban.
“Kami masih menyerukan solusi jangka panjang yang ditujukan untuk semua orang… Yang kami butuhkan adalah solusi langsung — mengatur jeda, keringanan hukuman, & mengurangi beban kerja,” Gabriele De Lara, Public Relations Officer UST-CSC, mengatakan dalam sebuah tweet.
Sementara itu, Wakil Presiden UST-CSC Gerald Dela Cruz menekankan bahwa sementara jeda akademik tidak cukup, masalah ini melampaui Universitas.
“Kita harus menyadari bahwa masalah di sini lebih besar dari UST. Ketidakmampuan pemerintah kita dalam menyelesaikan masalah KESEHATAN dan POLITIK yang memperburuk keadaan negara kita dan menggelincirkan banyak peluang dan pertumbuhan, ”katanya juga dalam tweet.
Kantor sekretaris jenderal mengklarifikasi dengan TomasinoWeb bahwa “persyaratan yang sebelumnya ditetapkan untuk diberikan pada tanggal tersebut serta tenggat waktu yang jatuh tempo pada tanggal tersebut harus disesuaikan/diatur ulang.”
Swab Test Jakarta yang nyaman