Bagian 1
Setelah selesai bermain Upin dan Ipin hendak membasuh kaki, namun air tidak keluar dari kran di halaman rumah. Saat ditanyakan ke Kak Ros, jawabnya persediaan air habis. Upin dan Ipin hendak memeriksanya, tetapi Kak Ros memarahinya agar mereka masuk lewat belakang karena kotor.
Maka Upin Ipin pun masuk rumah lewat belakang dan diberi segayung air oleh Opah untuk membasuh kaki. Opah juga berpesan kepada Upin dan Ipin untuk tidak membuang-buang air karena tidak ada air.
Bukannya membasuh kaki, Upin dan Ipin justru menyiram sarang laba-laba kamar mandi. Sang kakak pun coba menghentikan perbuatan mereka itu dan menyuruhnya pergi mengambil air dari ember. Setelah Upin Ipin pulang embernya hanya berisi separuhs aja. Menurut Upin dan Ipin, ember tersebut terlalu berat jika diisi penuh, jadi mereka membuang air di tengah jalan hingga separuhnya agar ringan.
Karena tindakan mereka membuang-buang air, Kak Ros pun geram, tetapi Opah menegur seharusnya Kak Ris yang pergi mengambil air karena adik-adiknya masih kecil. Kak Ros mengaku takut terpapar sinar matahari yang terik, maka ia pun diejek oleh adik-adiknya itu.
Waktu sore hari, sementara menunggu Tok Dalang menjemput, Upin dan Ipin mendengarkan cerita waktu Opah kecil yang kekurangan air, dimana Opah mengambil air dari sungai. Saat mengambil air dari sungai inilah Opah mendapatkan banyak teman.
Akhirnya Tok Dalang tiba mengendarai motosikal membawa Upin Ipin untuk makan ABCD di kedai Muthu. Akan tetapi, acara santapan ABCD mereka bertiga terganggu oleh Abang Salleh yang kebetulan sedang berada disana dengan laptopnya, mengeluh akan terputusnya jaringan internet yang menyebabkan bisnis jualan onlinenya terganggu.
Tok Dalang pun menegurnya bahwa tidak ada internet pun orang tidak susah bekerja. Salleh pun membalas bergumam dengan geram, “Orang tua tak akan faham,” yang membuat Tok Dalang marah.
Bagian 2
Tok Dalang bersama Muthu pun memarahi Abang Salleh karena dianggap merendahkan orangtua yang dulu-dulu tidak pernah menikmati kemudahan zaman sekarang, sebaliknya mereka sangat bergantung pada otak dan tenaganya sendiri untuk sukses hingga sekarang.
Upin Ipi, dan Bang Salleh pun terheran-heran bagaimana bisa hidup orang zaman dulu tanpa adanya berbagai kemudahan seperti sekarang ini. Tok Dalang pun menunjuk ke arah sebuah tempat telefon umum yang sudah usang yang dulu pernah menjadi tumpuan orang banyak untuk menelepon, bahkan disanalah Muthu berkenalan dengan istrinya.
Abang Salleh menegaskan bahwa bedanya dengan orang-orang tua zaman dulu, adalah Salleh merupakan seorang pengusaha global yang tidak bisa berjualan tanpa jaringan internet, sedangkan Tok Dalang dan Muthu tidak membutuhkan jaringan internet karena mereka berjualan dalam kampung saja. Belum selesai mereka berdiskusi, dengan terpaksa Muthu menutup kedainya lebih awal karena tidak adanya persediaan air.
Pada malam hari tiba, pasokan air kembali normal, tetapi makan malam menjadi terlamat dimasak. Untuk menu makan malam keluarga kali ini, Kak Ros memasak nasi goreng dan ayam goreng. Tetapi memasak kali ini berbeda dari yang biasanya karena Kak Ros menggunakan bumbu racikan sachetan untuk memasak. Setelah memasak, Ipin tidak sabar untuk segera menikmati ayam goreng itu, tetapi rasanya sangat pedas sekali.
Nah, untuk mengetahui cerita selengkapnya, tonton aja langsung serialnya di MNCTV setiap hari.