Panduan Aman Berbisnis Digital

Transaksi bisnis digital disebut makin jadi opsi yang diindikasi baik dari perkembangan jumlah pemakai basis digital atau nilai transaksi bisnis. Ini jadi signal positif untuk perubahan industri digital di depan dan usaha perbaikan perekonomian nasional.

Panduan Aman Berbisnis Digital

Tingkat penetratif internet yang tinggi di Indonesia berpengaruh pada kenaikan kegiatan keuangan digital dalam masyarakat.

Terdaftar berdasar data yang disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, transaksi bisnis uang electronic sampai kwartal ketiga tahun 2021 bertambah sekitar 45,05% year-on-year (yoy) atau Rp209,81 triliun. Diprediksikan juga jika jumlah itu akan bertambah jadi Rp248 triliun untuk keseluruhnya tahun 2021.

Beragam service digital banking berlomba tawarkan keringanan dan kenyamanan dalam berbisnis. Menyaksikan dari laporan Bank Indonesia, perkembangan tehnologi dalam feature transaksi bisnis digital makin digunakan oleh beberapa warga. Bila awalnya keperluan transaksi bisnis cuman memercayakan mesin EDC (Elektronik Data Capture) dan ATM transfer, saat ini telah banyak sejumlah fitur baru seperti scan QRIS, QR Kode, mobile transfer, dan sebagainya.

Meskipun begitu, warga tetap harus siaga akan bahaya transaksi bisnis digital yang makin ramai, karena tiap perkembangan tehnologi akan diimbangi dengan teror cyber yang semakin bertambah.

Hal itu yang ditegaskan oleh Andri Hutama, Putra.Presiden Direktur PT ITSEC Asia, “Sekarang ini kita hadapi zaman perkembangan tehnologi yang segalanya serba digital. Bersamaan dengan perkembangan itu, awareness kita pada teror digital harus juga makin dipertingkat.”

Selanjutnya, Andri menjelaskan jika ada banyak warga yang belum pahami akan bahaya gempuran digital khususnya dalam kehidupan keuangannya. “Kita tidak paham kapan kita akan menjadi sasaran gempuran cyber, oleh karena itu, akan lebih bagus bila kita dapat menyiapkan diri kalau-kalau kita hadapi gempuran cyber dari faksi luar untuk jaga keamanan keuangan digital semasing. ”

Berkenaan dengan hal itu, ITSEC Asia, memberi panduan jaga keamanan dalam berbisnis digital:

1. Menjaga kerahasiaan data

Beberapa data rahasia yang jangan dibagi seperti pin/sandi, code OTP, authentication kode, dan yang lain sebagai pintu masuk ke info rahasia yang kita punyai. Tidak boleh menulis sandi atau code rahasia berbentuk yang lain dari muka umum. Yakinkan tidak ada orang yang lain memperhatikan di saat kita lakukan hal itu.

2. Pakai alamat e-mail khusus

Akan lebih bagus dan aman bila kita mempunyai e-mail yang diutamakan untuk kepentingan-keperluan tertentu. Sebagai contoh bila untuk keperluan transaksi bisnis e-commerce, bagusnya e-mail yang dipakai berlainan dengan e-mail data personal bank dan kantor, hingga lebih gampang mengenali bila ada e-mail yang meresahkan. Tidak boleh asal-asalan buka link yang meresahkan dalam pesan e-mail, ini untuk menghindar gempuran phising yang meretas info seperti data login.

3. Aktifkan Two Faktor Authentication dan pemberitahuan transaksi bisnis

Aktifkan pilihan Two Faktor Authentication untuk memberikan penyelamatan double pada transaksi bisnis digital. Two Faktor Authentication bisa memberikan susunan extra penyelamatan pada transaksi bisnis digital, lewat pengangkutan code klarifikasi atau code OTP (one time sandi) ke nomor telephone saat sebelum transaksi bisnis terjadi. Disamping itu aktifkan pemberitahuan transaksi bisnis, dan selekasnya telephone faksi bank bila ada transaksi bisnis yang tidak dikenali.

4. Tidak memberi respon nomor yang tidak dikenali

Memberi respon nomor yang tidak dikenali bisa saja pertama kali kita terserang gempuran cyber. Banyak warga yang gampang tertipu akan penawaran atau modus-modus yang lain yang didapatkan baik dari SMS, e-mail, atau pembicaraan langsung lewat telephone. Warga agar lebih krisis dalam memandang apa info yang didapatkan itu sumbernya dari instansi/faksi yang sah atau mungkin tidak. Tidak boleh gampang menjawab atau memberi info pada pihak yang tidak dikenali/tidak dari instansi sah.

5. Triple cek siapa rekanan transaksi bisnis

Saat sebelum beli atau mentransfer suatu hal, upayakan supaya kita telah berasa percaya. Mirip contoh, penipuan yang manfaatkan account korban yang di-hacked. Banyak kasus di mana sang penipu minta transfer ke famili/rekan bagusnya. Bila kita alami hal itu, periksa lagi ke beberapa orang disekelilingnya benarkah rekan/rekanan kita yang minta transfer atau seseorang. Demikian hal dengan transaksi bisnis di e-commerce, upayakan beli dari e-commerce yang paling dipercaya dan check ulasan lebih dulu saat sebelum beli barang.

Baca :Ini Langkah Gunakan Feature NFC Untuk Tukar Data dan Berbisnis Digital

6. Selalu tukar sandi/PIN secara periodik

Untuk menahan code akses kita gampang dijumpai oleh seseorang, upayakan kita menukar code akses kita dalam periode waktu tertentu. Ini buat menahan supaya faksi lain dapat terhubung info yang kita punyai. Buat code akses yang terbagi dalam gabungan huruf capital, angka, dan lambang supaya code akses kita tidak gampang diterka.

7. Pakai limit yang rendah

Kartu credit sebagai salah satunya service perbankan yang riskan untuk disalahpergunakan oleh beberapa pihak yang tidak bertanggung-jawab. Untuk meminimalkan risiko yang kemungkinan kita bisa, pakai kartu credit dengan limit rendah supaya bila peluang terjeleknya kita terserang gempuran cyber, rugi yang kita bisa tidak besar.

 

Baca Juga:blog yang membahas tentang aplikasi

informasi selengkapnya kunjungi : KABAR TERUPDATE SEPUTAR TEKNOLOGI