Identifikasi kayu pada bagian ini lebih menitikberatkan pada pengenalan struktur dan identifikasi kayu secara makroskopis atau dikenal dengan pengenalan kayu atau pengenalan ciri dan sifat-sifat kayu (skala perdagangan) saja.
Untuk menuju materi tersebut diberikan hal ikhwal mengenai tumbuhan yang menghasilkan kayu itu sendiri, identifikasinya secara makroskopis (struktur) kayu yang penting untuk diketahui dan hal-hal terkait dengan contoh nomenklatur batam pallet kayu perdagangan beserta ciri-ciri kayu makroskopisnya. Tumbuhan Penghasil Kayu (Tumbuhan Berkayu)
Tumbuhan penghasil kayu mempunyai ciri-ciri:
1. Tumbuhan tersebut vaskulair, artinya mempunyai jaringan pengangkutan (mempunyai xylem dan phloem)
2. Tumbuhan tersebut parennial, artinya dapat berumut beberapa tahun.
3. Tumbuhan tersebut dapat hidup dari tahun ke tahun dan mempunyai batang.
4. Tumbuhan tersebut mengalami penebalan sekunder, artinya mempunyai batang yang bertambah besar (menambah diameter).
Ditinjau dari macamnya, tumbuhan berkayu dapat di kelompokkan ke dalam tiga macam yaitu:
1. Pohon: Ialah tumbuhan berkayu yang dapat mencapai tinggi paling sedikit 7 meter (20′) dan biasanya hanya mempunyai batang pokok tunggal.
2. Semak/perdu: Ialah tumbuhan berkayu yang tingginya jarang (kurang) mencapai 7 meter dan biasanya mempunyai batang poko lebih dari satu (beberapa batang).
3. Liana berkayu: Ialah tumbuhan memanjat yang menggunakan alat tertentu (akar kait) untuk tegak/berdiri (misal: rotan).
Dari segi pentingnya dapat dikemukakan dari dua kelompok jenis tersebut dan nyata-nyata memberikan manfaat untuk kehidupan manusia, misalnya untuk: Coniferales, yaitu:
a. Jenis Konifer cukup baik sebagai bahan baku macam-macam industri pengolahan.
b. Dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
c. Tumbuhnya monopodial (lurus, sedikit bercabang, dan silindris), banyak berupa tegakan yang murni dan lain sebagainya.
Dari dua kelompok besar jenis tumbuhan berkayu tersebut ternyat menurut pengelompokkan jenis kayu di dunia dijadikan standar (pedoman) di dalam Identifikasi batam pallet kayu. Dari Coniferales menghasilkan softwood, sedangkan dari Dicotyledoneae menghasilkan hardwood.
a. Softwood adalah kelompok jenis kayu daun jarum (kayu lunak). Merupakan bagian dari tumbuhan berkayu yang terbanyak di daerah sub tropis (beriklim sedang) atau di daerah pegunungan. Di Indonesia contoh dari kelompok ini adalah: kayu pinus, agathis, jamuju dan lain-lain (perlu diingat bahwa kayu cemara adalah hardwood).
b. Hardwood adalah kelompok jenis kayu daun lebar (kayu keras). Merupakan bagian dari tumbuhan berkayu yang terbanyak di daerah tropika, khususnya di Indonesia. Contoh dari kelompok ini adalah: kayu jati, mahoni, meranti, matoa, sonokembang, gerunggang, kayu besi, eboni dan lain-lain.
Selanjutnya menurut pertumbuhannya, pohon mengalami dua keadaan ketia menjadi dewasa atau besar:
a. Pertumbuhan meninggi, yaitu pertumbuhan pada titik tumbuh aplikal atau untuk menambah panjang batang dan disebut pertumbuhan primer (apikal).
b. Pertumbuhan menebal yaitu pertumbuhan oleh kambium lateral atau untuk menambah diameter pohon/batang pokok dan disebut pertumbuhan sekunder (lateral).2. Identifikasi Kayu Secara Makroskopis
Identifikasi kayu ada dua macam, yaitu; Identifikasi secara makroskopis dan mikroskopis.
Identifikasi kayu bertujuan untuk:
2. Membedakan antara jenis-jenis kayu satu dengan lainnya.Ada dua kepentingan yang ingin dicapai dari Identifikasi Kayu yaitu:
1. Secara ilmiah, untuk membedakan jenis-jenis kayu satu dengan lainnya secara teliti (sampai pada pengamatan sel-sel mikroskopis)
2. Dalam perdagangan, agar pembeli atau konsumen tidak keliru dalam memilih suatu jenis kayu yang diinginkan.
Identifikasi Kayu secara makroskopis atau pengenalan kayu adalah identifikasi kayu melalui ciri-ciri kayu yang kasat mata artinya ciri-ciri tersebut dapat dilihat dengan mata biasa. Pengenalan kayu secara makroskopis masih ada kelemahannya, tetapi merupakan cara terbaik bagi praktisi lapangan dan para pengguna karena mudah caranya dan cepat.
Dalam perdagangan, Identifikasi kayu secara makroskopis sangat diperlukan. Namun demikian, didalam identifikasi ini Kayu yang mampu dikenal agak terbatas dan mungkin masih sering timbul kekeliruan sebagai akibat karena adanya nama-nama daerah dan nama-nama kayu perdagangan yang cukup banyak.3. Ciri-Ciri Struktur Kayu (Makroskopis)
Untuk melakukan identifikasi kayu secara makroskopis harus diketahui ciri-ciri struktur kayu secara makroskopis termasuk sifat-sifat fisik kayunya.
Ciri-ciri struktur kayu yang diamati adalah:
a. Bidang/penampang (x): yaitu penampang melintang dari kayu, disebut juga dengan penampang transversal atau penampang yang tegak lurus sumbu pohon.
b. Bidang/penampang (t): yaitu penampang tangensial kayu adalah penampang kayu yang arahnya tegak lurus dengan bidang radial
c. Bidang/penampang (r): yaitu penampang radial kayu adalah penampang kayu yang arahnya sejajar (mengikuti) bidang radial (jari-jari kayu).